Tentang Kami
MUTIARA TERPENDAM
LERENG MENOREH
SEJARAH DESA KALIGONO
Indonesia adalah negara budaya yang masyarakatnya secara umum dikenal hidup secara tradision al. Masyarakat Indonesia seiring dengan perkembangan zaman, telah membangun peradaban yang membawa hal baru dalam kehidupan bermasyarakat. Peradabanmasa kini, tidak terlepas dari peradaban masa lalu. Peradaban sebagaimana sejarah, memiliki keterkaitan alur yang bermakna bagi masyarakat dan peradaban sekarang atapun selanjutnya.
Memahami makna sejarah merupakan suatu hal penting yang dapat memberikan pengaruh positif bagi pembangunan dasar prinsip masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang memahami dan mencintai sejarah budaya ataupun tradisinya, lebih baik dibandingkan tidak mengatahui dan memahami sejarah. Sebagaimana diungkapkan oleh Presiden I Republik Indonesia Ir. Sukarno, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah". Pernyataan Sukarno tersebut menunjukkan bahwa apabila bangsa Indonesia memegang teguh prinsip hidup berdasar pada sejarah yang mengandung nilai luhur kearifan lokal, maka pada masa perubahan peradaban tidak akan begitu mudahnya tergeser oleh pengaruh negatif dari luar.
Desa Kaligono sebagai halnya tempat yang saat ini ada karena pengaruh peradaban masa lalu, memiliki nilai sejarah yang bermakna. Adapun nilai sejarah yang dimiliki desa Kaligono, tidak terlepas dari pengaruh mitos yang merupakan ciri peradaban tradisional masyarakat Indonesia.
Sejarah Desa Kaligono dikenal dengan kisah Talakbroto dan Caranggesing.Talakbroto ialah seorang wanita cantik di sebuah daerah di Jawa Tengah. la adalah seorang wanita cantik dengan rambut yang tergerai sangat panjang hingga tidak bisa diikat ataupun disanggul seperti kebanyakan wanita. Talakbroto pun selalu mengajak beberapa orang pengawal untuk memegangi rambutnya supaya tidak menyentuh tanah ketika bepergian.
Talakbroto adalah seorang putri dari kesatria yang disegani di daerah itu. Ayahnya bernama Brojosingo, seseorang yang dikenal karena kedigdayaannya. Brojosingo muda adalah prajurit Majapahit yang sakti, sehingga banyak orang yang takut padanya. Pada suatu ketika, saat masih menjadi prajurit, Brojosingo ditugaskan memimpin pasukan Majapahit bersama Brojotoko dan Brojonolo untuk melawan prajurit dari kadipaten Blambangan,salah satu wilayah Majapahit yang hendak melakukan pemberontakan.
Pada suatu hari, pasukan Majapahit mengalami kalah perang. Brojosingo sendiri memutuskan untuk membawa istri dan kedua anaknya, yaitu Caranggesingdan Talakbroto, ke arah Barat dan berhenti di daerah pegunungan Menoreh. Di tempat inilah Brojosingo memulai kehidupan baru sebagaipetani sekaligusmeneruskan perjuangan membesarkan anak-anaknya.
Adapun nama Brojosingo tetap dikenal luas sebagai seorang yang sakti, yang tentunya berdampak pada keluarganya. Ketika menginjak dewasa, Talakbroto menjelma menjadi wanita cantik tiada tara.
Sebenarnya ada banyak lelaki yang tertarik pada kecantikan Talakbroto, tapi tak satupun berani melamarnya untuk dijadikan istri. Mereka terlampau segan kepada Brojosingo sang ayah. Seiring dengan perjalanan waktu, Caranggesing,kakakTalakbroto tumbuh tak kalah dari adiknya. Sama seperti ayahnya, orang-orang menaruh hormat yang sangat besar pada Caranggesing,tak sedikit pula yang takut pada pemuda gagah ini. Sifatnya yang sangat keras kepala membuat masyarakat sekitar tidak berani menentangnya.
Talakbroto sendiri memiliki hobi mandi di sungai bersama teman-temannya. Sungai tempat Talakbroto dan teman-temannya bermain adalah sungai yang jernih. Tak heran, mandi di aliran sungainya menjadi kesenangantersendiri bagi gadis-gadisitu. Selain itu, di sungai tersebut juga terdapat banyak sekali ikan sehingga tak sedikit penangkap ikan yang mengais rezeki dari ikan-ikan yang ada di dalamnya.
Ketika mandi, Talakbroto membiarkan rambut panjangnya tergerai mengikuti air sungai, tak ada pengawal yang memegangi seperti biasanya. Gadis cantik ini begitu gembira bermain air bersama teman-temannya, sampai tidak menghiraukan rambutnya. Saat hendak pulang, Talakbroto juga kawan-kawannya baru menyadari bahwa banyak ikan yang terjebak di rambut panjangnya. Teman-teman Talakbroto pun mengambil ikan-ikan yang terjerat di rambut Talakbroto.
Setelah puas mandi dan mengambil ikan, Talakbroto pun bergegas pulang dengan riang gembira. Sesampainyadi rumah, la disambut oleh kakaknya yang ingin mengetahui perihal ikan yang tersangkut di rambutnya. Talakbroto menjelaskan kepada kakaknya perihal kejadian tersebut. Sayangnya, Caranggesing tidak mempercayai perkataan Talakbroto. Caranggesing malah menuduh adiknya berbuat mesum dengan teman laki-lakinya di sungai.
Talakbroto seketika tersinggung, kemudian mulai menangis. Caranggesingtetap tidak percaya dengan adiknya. Melihat kakaknya terus menyampaikan tudingan tanpa bukti, Talakbroto gelap mata. Tanpa berpikir lebih jauh lagi, Talakbroto dengan cepat mengambil keris di pinggang sang kakak.
Dengan air mata yang terus membasahi pipi, Talakbroto memangkas habis rambutnya. Seketika, hilang sudah pesona kecantikan Talakbroto. Sekarang giliran Caranggesing yang terbelalak kaget. Tak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa adiknya akan melakukan hal nekat seperti itu. Belum hilang rasa kaget Caranggesing,Talakbroto sudah menancapkan keris di dadanya. Nyawa Talakbroto melayang saat itu juga. Caranggesing menjerit melihat darah keluar dari tubuh adiknya. Hatinya hancur berkeping menyaksikantindakan Talakbroto. Semuaterjadi begitu cepat tanpa bisa la cegah.
Secepat kilat Caranggesingbergerak, hendak memeluk jasad adiknya. Namun, belum sampai tangannya menyentuh, badan Talakbroto terlihat melayang. Caranggesingterpana.
Tiba-tiba, bau ha rum menyeruak memenuhi rongga hidung Caranggesinghingga membuatnya tertegun. Semua terlihat gelap bagi Caranggesing. Pemuda berhati keras ini pingsan dalam kesedihan yang mendalam.
Beberapa saat kemudian Caranggesing terbangun. la masih larut dalam tangis kepedihan, Brojosingo beranjak dari lamunannya. la mengucapkan kata-kata yang kemudian dipakai sebagai dasar penamaan beberapa tempat di wilayah Kaligesing.
Sejak hari meninggalnya Talakbroto, Brojosingo menamai tempat tinggalnya sebagai Kaligono. Nama ini berasal dari dua kata, yaitu kali yang berarti sungai dan gono adalah dewa pendidikan. Brojosingo ingin mengambil pelajaran dari peristiwa itu, bahwa menuduh orang tanpa bukti bukanlah hal yang baik. Kaligono sendiri sekarang adalah nama salah satu desa di Kaligesing.
Selain Kaligono, Brojosingojuga memberi nama untuk sungaitempat mandi Talakbroto beserta daerah-daerah di sekitarnya. la menyebut wilayah ini dengan Kaligesing, yang merupakan gabungan dari kata kali dan gesing. Kata gesing sendiri diambil dari nama kakak Talakbroto, Caranggesing. Kaligesing mempunyai makna 'sungai yang membuat Talakbroto bertengkar dengan Caranggesing, yang mengakibatkan kematiannya seorang adik di ujung keris milik kakaknya'.
Hingga kini nama Kaligesing masih dipakai sebagai salah satu nama kecamatan di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pelajaran yang terdapat pada kisah Talakbroto dan Caranggesing tetaplah menjadi pelajaran hidup sepanjang masa, bahwa menuduh tanpa bukti adalah perbuatan yang tidak baik.
Desa Kaligono sampai saat ini sudah dipimpin oleh 6 orang Kepala Desa, yaitu :
1. Bp. Surodimejo dari tahun 1926 sampai dengan 1941.
2. Bp. Sastro Prayitno dari tahun 1942 sampai dengan 1958.
3. Bp. Prawiro Hardjono dari tahun 1959 sampai dengan 1990.
4. Bp. Pardi Hadisubroto dari tahun 1991 sampai dengan 1998.
5. Bp. Harmanto dari tahun 1999 sampai dengan 2006.
6. Bp. Suroto dari tahun 2007 sampai dengan saat ini.
Kantor
KALIGONO - KALIGESING - PURWOREJO Alamat Jl. H. Soephanto No .05, Kaligesing, Purworejo Kode Pos 54175 No.Telp N/A Fax N/A sekretariatkaligono@gmail.com Website kaligono.desa.id